“Yohanes menjawab dan berkata keapda semua orang itu, “ Aku membabtis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripada aku akan datang. Membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Ia akan membabtis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api.” Lukas 3:16
Pada mingu ini kita akan merayakan dan mengingat akan peristiwa pembatisan Tuhan Yesus disungai Yordan oleh Yohanes Pembabtis. Babtisan Yesus di Sungai Yordan memiliki makna yang penting dimana Tuhan Yesus:
- Merendahkan diri menjadi sama dengan umat-Nya. Peristiwa babtisan Tuhan Yesus ini memberi teladan dalam kerendahan sebagai Ilahi. Pernyataan Yohanes Pembabtis: “ membuka tali kasut-Nyapun aku tidak layak” hendak menyatakan betapa status Yesus begitu agung dan mulia namun Yesus bersedia untuk membabtiskan dirinya dimana pada waktu itu Yohanes menjadikan babtisan sebagai simbol dari pertobatan atas dosa-dosa yang dilakukan dan perubahan hidup meninggalkan keberdosaan manusia. Yohanes Pembabtis tahu betul bahwa yang dia babtis adalah Tuhannya.
- Dalam Peristiwa babtisan Yesus juga menjadi momen dimana Tuhan Yesus diutus untuk memberitakan Kerajaan Allah. Ketika Yesus dibabtis Yesus menempatkan diri-Nya menjadi sama dengan umat-Nya. Menjadi sama bukan berarti Yesus menjadi pendosa namun menjadi sama mengingatkan kita akan hakekat dirinya yang sudah disabdakan oleh para malaikat sebagai sang Imanuel. Dalam babtisan Tuhan Yesus menjadi awal mulainya awal dari karya-karya perkabaran kerajan Allah yang akan membawa umat-Nya masuk dalam inisiasi perjanjian keselamatan dan pengampunan dosa dalam Yesus Kristus.
- Pernyataan kuasa Ilahi Yesus Yesus sebagai Tuhan yang akan mengerjakan keselamatan dan keadilan. “ Alat penampik sudah ditangan-Nya untuk membersihkan tempat pengerikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum ke dalam lumbung-Nya, tetapi sekam akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan,” . Babtisan bukanlah peristiwa sakral yang berhenti pada momen tertentu saja namun berlangsung terus. Hal ini juga tercermin dalam babtisan Tuhan Yesus dimana setelah Yesus menerima babtisan-Nya maka karya Ilahi sebagai Juru Selamat dan hakim didalam kehidupan. Karya keselamatan akan menghadirkan anugerah keselamatan bagi umat-nya yang setia dan senantiasa hidup benar namun akan menghadirkan “hempasan” dalam penghukuman bagi mereka yang hidupnya tidak sesuai dan bertolak belakang dengan kebenaran Ilahi. Hal ini mengajak kita juga untuk memperhatikan bagaimana kita hidup. Apakah sesuai dengan kebenaran Firman Allah menjadi manusia yang berisi dan bernas?. Seperti gandum yang baik yang berisi penuh bukan hanya kulitnya saja yang kelihatan gemuk namun kosong.
Merayakan babtisan Tuhan Yesus berarti kita ikut serta merayakan kerendahan Tuhan Yesus sebagai Anak Allah sekaligus anak manusia yang memanggil kita dalam karya keselamatan sebagai umat Allah dalam babtisan Roh yang membawa kita masuk dalam karya keselamatan Ilahi dan panggilan-Nya dalam ikut serta menghadirkan karya keselamatan-Nya. Sola-gracia.
Pdt. Ima F. Simamora








