Di zaman saat ini berani tampil beda seolah menjadi sebuah hal yang biasa, bahkan ada sebuah slogan tv Indonesia yang mengatakan ‘Memang Beda!. Terkadang menjadi beda dilakukan jika kita ingin mendapat perhatian orang lain, atau pun karena tidak ingin disaingi oleh yang lain, atau juga tampil beda agar dapat dilihat bahwa kita dapat melakukan suatu hal. Begitu banyak alasan untuk kita beda agar kita terlihat, tanpa kita memperhatikan jati diri kita yang sesungguhnya. Siapa kita dan untuk apa kita diciptakan bukan lagi menjadi dasar atas apa yang kita lakukan, semua didasari oleh kesombongan diri kita. Kita mengakui bahwa kita Kristen, bahwa kita adalah pengikut Kristus, namun sudahkah kita mengenal jati diri kita?
Paulus mengatakan kepada jemaat di Efesus bahwa kita ini adalah buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang telah dipersiapkan Allah. Allah mau supaya kita hidup di dalamnya (Efesus 2:10). Inilah yang harus dijadikan sebagai dasar landasan jati diri kita bahwa kita diciptakan untuk sebuah perbuatan baik. Ketika kita tahu identitas kita, maka kita tahu untuk apa kita diciptakan dan untuk apa kita ada. Seringkali kita menganggap bahwa hidup ini adalah milik kita sendiri ‘it’s my life’ bukan miliknya Tuhan, padahal sesungguhnya hidup ini adalah milik Tuhan, persembahkanlah hidup kita untuk Tuhan.
Jika kita berbeda dengan dunia ini dengan mempertahankan apa yang kita yakini dianggap suatu hal yang aneh, kolot, cupu, di saat dunia mengajarkan kita untuk tidak jujur dalam bekerja demi sebuah promosi jabatan, sikut kiri kanan kita demi sebuah jabatan, sibuk memamerkan gadget canggih agar dinilai kaya, seolah kita menjual Tuhan demi sebuah popularitas hidup ini. Secara tegas Paulus mengatakan bahwa janganlah menjadi orang Kristen seperti air yang mengikut bentuk wadahnya dimanapun ia ditempatkan, mengikuti bentuk dunia yang tidak dikehendaki Allah. Melainkan jadikanlah kehendak Allah sebagai patokan dan pedoman dalam hidup kita, bukan apa yang dunia lakukan saat ini.
Apakah kehendak Allah susah? Kehendak Allah tidaklah susah, karena kepentingan pribadi kitalah yang susah menuruti kehendak Allah. Allah secara jelas membedakan hitam dan putih, namun kepentingan manusia yang mau abu-abu. Bagaimanakah kita tahu kehendak Allah? Dekatlah! Bagaimana kita tahu keinginan seseorang jika kita memiliki jarak? Bagaimana kita tahu keinginan seseorang jika kita tidak pernah berkomunikasi? Mendekatlah dan berkomunikasilah dengan Allah untuk dapat mengetahui kehendak Allah dalam hidup kita. Jadilah pengikut Kristus yang terlihat, bukan karena sok suci, melainkan karena kita memiliki integritas. Karena dalam Kristus Ia akan mencukupkan dan memberikan segala yang kita butuhkan.
-Yeheskiel Waren Timpolo (Komisi Pemuda)-








