Gereja Kristen Indonesia adalah bagian yang tak terpisahkan dari Indonesia. Konteks GKI adalah konteks Indonesia, kita hidup bertumbuh dan berkarya di Indonesia karena kita adalah Indonesia. Karena itu, satu hal yang tak bisa dipungkiri adalah keragaman. Indonesia dianugerahi oleh T uhan dengan keragaman yang mewujud dalam kebudayaan, bahasa, dan nilai-nilai hidup yang khas dalam masing-masing tempat.
Karena konteks kita adalah Indonesia, keragaman ini terlihat juga dalam hidup dan proses bergereja dan menggereja. Jemaat multi etnis, hidup dan melayani T uhan di dalam dan melalui GKI. Meski pun pada awal mula, GKI adalah gereja berbasis Tionghoa, namun seiring dengan perjalanan waktu, T uhan berkarya dengan luar biasa, sehingga kiprah GKI melebar dengan melampaui batasan basis satu etnis, keragaman menjadi sesuatu yang bersifat niscaya dalam GKI. Dari perspektif keragaman ini, kita bisa melihat apa yang terjadi dalam cara kita terlibat dan menjalankan misi Allah ditengah dunia. Misalnya, dalam ibadah, ada berbagai bentuk ibadah yang bisa saja berbeda antara GKI satu dengan GKI lainnya meski tetap mempertahankan ordo-ordonya, demikian juga perbedaan dalam cara mendidik anak-anak muda, dan sebagainya. Pertanyaannya: apakah perbedaan-perbedaan ini membawa GKI sebagai gereja yang berjiwa menghukum, bahwa yang berbeda dinyatakan tidak pantas disebut sebagai GKI? Tentu saja tidak. Keberadaan GKI yang mengalami proses atau upaya-upaya penyatuan dalam rentang waktu yang panjang, tidak bisa dengan serta-merta mengabaikan keragaman itu semua. Bersatu bukan berarti tidak boleh berbeda, juga bukan berarti tidak mempunyai batasan yang jelas, sebagai penunjuk identitas dan jati diri GKI secara menyeluruh.
Kita patut bersyukur, GKI telah memiliki pengakuan iman atau konfesi, yang lahir dari "rahim" GKI, sebagai buah hidup bergereja dalam konteks Indonesia dan dunia pada masa kini. Konfesi GKI menjadi penting, agar pengakuan iman kita bukan sekadar warisan masa lampau tetapi pengakuan yang memang lahir dari konteks kehidupan kita yang khas. Berakar pada ibadat yang melingkupi seluruh dimensi kehidupan kepada Bapa, Anak, dan Roh Kudus, serta berangkat dari kekayaan dan kepelbagaian yang ada di dalam tubuh GKI dan ditengah konteks hidup GKI, maka GKI merumuskan konfesinya berdasarkan kesaksian Alkitab tentang persekutuan kasih dan karya keselamatan Allah Sang Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Selamat ulang tahun ke-29 GKI. Terus berkarya dalam keberagaman. Tuhan memberkati.
Pdt. Meitha Sartika, Th. M (disesuaikan dari Dian Penuntun)








