Keluarga adalah ciptaan Allah. Sejak awal Allah merancangkan dan membentuk keluarga agar menjadi berkat dan seluruh bumi penuh dengan kemuliaan-Nya (Kej 1:26-28). Namun rancangan baik ini hancur karena kegagalan Adam dan Hawa. Setelah manusia jatuh ke dalam dosa, maka sendi-sendi keluarga pun menjadi rusak. Keluarga kehilangan identitas karena dominasi dosa begitu kuat dalam memporak-porandakan nilai-nilai rohani dalam keluarga. Kecenderungan untuk mau menang sendiri, paling benar dan saling menyalahkan menjadi nature setiap pribadi sehingga membuat relasi keluarga sering tidak harmonis. Oleh karena itu kita rindu kembali pada rancangan Allah semula. Kita semua rindu agar keluarga kita mengalami pemulihan.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “pulih” berarti kembali baik seperti semula, menjadi baik atau baru lagi. Dipulihkan artinya dikembalikan seperti keadaan yang semula, diperbaiki dari kerusakan menjadi keadaan yang lebih baik. Pemulihan keluarga artinya proses memulihkan keluarga menjadi baik atau baru seperti semula sesuai rancangan Allah sebagai pencipta keluarga.
Pemulihan dari belenggu dosa perlu dilakukan melalui penebusan dengan ritus pengurbanan yang dilakukan oleh seorang imam. Penulis surat Ibrani memperkenalkan Kristus sebagai Imam Besar Agung yang melebihi para imam besar yang pernah memimpin kehidupan rohani umat Israel. Kristus telah dipilih Allah untuk menjadi pengantara umat manusia dengan Allah, jauh melampaui Harun dan keturunannya yang ditetapkan Allah untuk menjadi imam besar. Yesus disebut "Imam Besar Agung" karena Ia adalah adalah Imam yang telah terlebih dahulu menyelami dan mengalami pergumulan manusia. Ia mengalami pencobaan, kesakitan, kesedihan, pengkhianatan, dan penderitaan yang amat sangat, khususnya di taman Getsemani dan Golgota. Puncak pergumulan-Nya di Getsemani menunjukkan betapa ngerinya kematian yang akan ditanggung-Nya di kayu salib bagi dosa manusia. Inilah keagungan Iman Besar kita! Yesus melebihi imam Harun dan Lewi, sebab Ia tidak pernah menyimpang dari kehendak Allah (ay. 4:15). Keunggulan Kristus adalah Ia tidak berdosa dalam ketaatan-Nya menjalankan kehendak Allah (ay.15b). Ia "merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati" (bdk Flp 2:8). Ia melebihi semua, karena melalui-Nya manusia diperdamaikan dengan Allah.
Pendamaian telah berhasil dilakukan Kristus bagi kita di hadapan Allah. Inilah pemulihan utama bagi setiap keluarga. Sekarang, Ia mendampingi kita dalam menghadapi segala persoalan hidup ini. Hal ini merupakan jaminan keselamatan kita, penghiburan, serta kekuatan bagi kita untuk setia sampai akhir kepada-Nya. Ini harus senantiasa kita ingat dan kita hidupi, bahwa di dalam Kristus ada pemulihan. Situasi pandemic membuat banyak keluarga mengalami kesulitan hidup, hal ini tanpa disadari seringkali juga dapat menimbulkan kekecewaan dan luka di dalam keluarga. Relasi dalam keluarga bisa menjadi beku atau kaku, garing atau kering dan hambar. Sebagai keluarga kristen, kita harus selalu berinisiatif untuk mewujudkan pemulihan yang dimulai di dalam keluarga dan dimana pun Tuhan menempatkan kita. Hidup damai dan penuh kasih akan membuat dunia menjadi lebih hidup dan penuh sukacita.
(Pdt. Adi Cahyono)








