Bacaan I : Amsal 25:6-7
Mazmur : Mazmur 112
Bacaan Injil : Ibrani 13:1-8, 15-16
Bacaan II : Lukas 14:1, 7-14
Flexing adalah kata yang terkenal beberapa waktu yang lalu. Secara sederhana, flexing adalah tindakan memamerkan diri. Yang dipamerkan bisa jadi terkait dengan prestasi, ketampanan atau kecantikan, dan yang paling menonjol biasanya harta atau kekayaan. Dengan flexing, orang merasa mendapatkan kehormatan, terkenal dan dikagumi oleh orang lain, setidaknya netizen. Apa yang tengah terjadi ini memakai pemikiran Tri Harmaji dalam Teologi Jalan Tengah dipengaruhi gaya hidup modern. Gaya hidup modern adalah gaya hidup yang dibentuk di atas dasar kepemilikan barangbarang simbolik produk kapitalisme. Memiliki atau seolah-olah memilikinya membuat seseorang merasa dirinya berharga.
Jauh sebelum perilaku flexing merambahi media sosial pada masa kini, sejak dulu perilaku seperti flexing telah ada. Dalam Alkitab, pelaku flexing yang kerap dikritik Yesus adalah apa yang dipertontonkan oleh para pemimpin agama. Salah satunya berdoa di tempat-tempat yang dapat dilihat orang banyak. Mereka melakukan tindakan ritualnya di depan banyak agar dilihat banyak orang dan mendapatkan sebutan saleh. Saleh adalah identitas yang memberikan perasaan terhormat bagi pemimpin agama.
Yesus mengajarkan sikap kerendahan hati, bukan menonjolkan diri untuk menggapai kehormatan. Kehormatan memang perlu dijaga, tetapi bukan dengan cara-cara yang justru merusak kehormatan itu sendiri. Salah satu perilaku yang dicontohkan Yesus adalah berlomba untuk duduk di bangku yang terhormat. Menurut Yesus, sikap yang didasarkan pada kerendahan itulah yang justru akan menempatkan seseorang pada posisi terhormat.
Pengajaran Yesus penting untuk menjadi refleksi kita sebab sering kali kita lupa pada sikap kerendahan hati. Kehidupan mendorong kita tanpa sadar berlomba-lomba menunjukkan bahwa kita lebih baik dari orang yang lain. Bahkan, dalam pelayanan di gereja pun ini terjadi. Pengajaran Yesus tersebut mengingatkan kita bahwa siapa yang meninggikan diri, akan direndahkan dan siapa yang merendahkan diri, akan ditinggikan.
(Disadur dari Buku Dian Penuntun Edisi 40)








