Bacaan I : Pengkhotah 1:12-14, 2:18-23
Mazmur : Mazmur 49:1-12
Bacaan II : Kolose 3:1-11
Bacaan Injil : Lukas 12:13-21
Siapa yang dapat menjaring angin? Jelas tidak seorang pun dapat melakukannya. Memang "menjaring angin" hanyalah pepatah yang bermakna tindakan yang sia-sia karena angin adalah benda yang tidak dapat dijaring, dipegang, atau ditangkap. Jelas tindakan ini hanya membuang waktu dan energi karena pada akhirnya semuanya akan sia-sia. Sayangnya, banyak orang tidak menyadari bahwa banyak hal yang dilakukan di dalam hidupnya seperti usaha menjaring angin.
Ada ungkapan yang mengatakan, "Banyak orang dapat membeli kasur empuk, tetapi tak seorang pun dapat membeli tidur nyenyak. Banyak orang dapat membeli tontonan yang menghibur, tetapi tak seorang pun dapat membeli kegembiraan sejati. Banyak orang dapat membeli asuransi jiwa, tetapi tak seorang pun dapat membeli jiwanya sendiri." Menjadi jelas bagi kita bahwa ada banyak hal di dalam hidup ini yang tidak dapat dibeli dengan uang. Kita dapat memperoleh harta melalui kerja keras, tetapi pada akhirnya harta kita tidak dapat membeli hidup itu sendiri. Inilah pengajaran penting yang Yesus sampaikan pada saat la merespons permintaan seseorang yang menginginkan Yesus membantunya untuk mendapatkan warisannya.
Apa yang diajarkan Yesus di dalam bacaan Injil hari ini mendapat dukungan penuh dari Pengkhotbah yang mengingatkan pada kefanaan hidup manusia. Betapa pun kerasnya seseorang bekerja, pada saat ajal menjemput, ia harus meninggalkan semuanya. Apakah orang yang menikmati kerja kerasnya layak atau tidak untuk mewarisinya, seringkali di luar kuasanya lagi. Jadi, jelas di sini bahwa manusia tidak boleh memfokuskan hidupnya hanya pada sesuatu yang fana. Hidup ini lebih berharga daripada apa pun. Oleh karena itu, setiap orang percaya perlu menginvestasikan hidupnya untuk perkaraperkara yang bermakna di dalam kekekalan bagi dirinya, Tuhan dan sesama.
(Disadur dari Buku Dian Penuntun Edisi 40)








